Untuk sahabat-sahabatku tersayang.
Kali ini adalah kali kedua saya menangis. Kemarin malam saya menangis
dan kali ini saya menangis lagi, ketika sebelum saya menulis tulisan
ini. Mungkin karena saya orangnya terlalu mengandalkan perasaan hingga
akhirnya saya sering suka menangis. Saya terlalu cengeng. Iya. Tapi,
tak apalah. Saya sudah seperti ini. Perasaan saya, sifat saya, dan
pembawaan saya yang terlalu sensitif terhadap sesuatu yang dirasa
terlalu touching dan berujung pada tangisan. *PARAH. >.<
Saya
menangis bukan karena saya patah hati sama seseorang, saya menangis
bukan karena saya ada masalah dalam keluarga, saya menangis bukan
karena itu. Saya menangis karena terlalu peka terhadap keadaan di
sekitar saya. Saya tidak perlu mengumbarnya di sini, cukup dibaca saja
apa yang saya tulis *bagi yang mau membaca.
Oke.
Lepas dari itu. Saya sempat mendapatkan kumpulan kata-kata yang
berguna bagi kita semua. Sebetulnya, ini bisa dianggap sebuah pengingat
bagi saya agar tetap berada pada norma-norma yang telah ditentukan.
Utamanya ketika kita menjalin persahabatan dengan seseorang. Jadi, apa
salahnya saya menuliskannya di blog ini, bukan? Ingat ya, saya cuma menshare,
tidak bermaksud menggurui karena saya juga masih proses pembelajaran.
Teruntuk yang menciptakan kata-kata ini hingga sampai kepada saya, saya
ucapkan terima kasih banyak. Setidaknya dengan kata-kata ini bisa
membuat perasaan saya lebih tenang dari sebelumnya.
“Salah
paham di antara sahabat itu wajar. Mungkin karena ada sesuatu yang
membuat salah satu pihak kecewa. Orang bilang pada saat kita memiliki
sahabat akrab, kita harus siap karena orang yang berpotensi membuat kita kecewa adalah orang terdekat dengan kita, jadi semua itu harus disikapi secara bijaksana.
Masalah
yang muncul itu sebagai tuntutan kedewasaan dari masing-masing pihak.
Kalau kita bisa berbesar hati dan jiwa (menerima kelebihan dan
kekurangan sahabat kita) dengan masalahnya itu dan beritikad baik untuk
menyelesaikannya, justru kita akan lebih dewasa dari sebelumnya dan
persahabatan kita akan lebih baik dan berkualitas ke depannya.
Kita
bersahabat. Tentunya kita akan semakin akrab, bukan? Namun, semakin
erat persahabatan kita dengan seseorang, kita harus menjaga diri, bukan
semakin los dalam segala hal. Bisa saja, tapi harus terukur, kita
harus tetap memperhatikan batas-batas kewajarannya. Ini salah satu hal
yang harus diingat. Mengapa kita tidak seharusnya semakin los dalam segala hal ketika kita sudah bersahabat dengan seseorang?
Selama kita menjadi manusia kita harus ingat, dalam sadar ataupun
tidak sadar, pasti akan ada khilaf dan seorang sahabat akan lebih cepat
kecewa dengan hal itu daripada yang bukan sahabat.
Kata
orang pengalaman itu adalah guru terbaik. Semoga bagi kita yang lagi
berselisih paham dapat saling menerima kelebihan dan kelemahan yang
lain dengan IKHLAS. Itu kata kuncinya. Dengan ikhlas
Allah akan memberikan lebih dari apa yang kita harapkan. Walaupun
memang, pada mulanya untuk bersikap IKHLAS itu pun sulit untuk
dijalankan. Bagaimanapun banyaknya orang akan menasihati kita tentang
keikhlasan itu bagaimana dan dampaknya, jikalau kita sendiri masih
belum bisa mau membuka hati, tentu saja itu akan terlihat sia-sia.
Saya
hanya berharap semoga kita bisa menjadi pribadi-pribadi yang baik dari
sebelumnya. Ini hanyalah sebuah proses pendewasaan bagi kita semua
untuk menyikapi sebuah masalah dengan pikiran yang lebih matang lagi.
Sekarang yang kita butuhkan adalah pemahaman atas kepribadian diri
sendiri dan sahabat-sahabat kita.
Yang
menuliskan hampir sebagian kata-kata ini sangat berharap banyak dari
seorang sahabat, karena hanya karena bersahabat karena Allah, orang
akan mendapatkan kebaikan-kebaikan dari sebuah persahabatan. Yang
menuliskan ini menyampaikan bahwa persahabatan itu sangat diinginkan
dalam Islam. Salah satu golongan yang akan mendapatkan naungan di hari
Mahsyar, di hari yang tidak ada naungan sama sekali kecuali 7 golongan,
adalah orang-orang yang bersahabat karena iman kepada Allah.”
Lewat
tulisan ini, saya hanya ingin menumpahkan apa yang saya rasakan saat
ini. Saya juga memohon maaf atas segala kesalahan saya terhadap kalian
(sahabat), yang pernah saya lakukan dengan sengaja ataupun tidak
sengaja. Saya memang tidak terlihat sempurna karena saya juga pernah
melakukan kesalahan, sampai detik ini pun saya sengaja atau tidak
sengaja melakukan kesalahan itu. Bagi yang pernah menjadi korban
kesalahan saya, saya mohon maaf amat sangat.
Mungkin
kata MAAF tidak cukup, tapi seenggaknya saya sudah berani jujur atas
kesalahan yang saya lakukan, utamanya yang tadi malam menelpon saya. Minta maaf karena saya belum bisa menempatkan posisi yang baik dalam keadaan seperti ini. Terkadang kita harus berbelok arah dari yang telah ditentukan demi kebaikan kita bersama dan
saya tidak berpikir ke arah itu akibatnya mungkin akan membuat keadaan
menjadi tambah runyam. Mianhae… Saya minta maaf atas kecerobohan
saya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar