Minggu, 23 September 2012

warna-warni persahabatan

Pada suatu hari, warna-warna di dunia mulai bertengkar.
Mereka semua mengklaim kalau mereka adalah yang terbaik
Paling penting.
Paling berguna.
Paling favorit.

Hijau berkata:
"Tentu saja aku adalah yang paling penting. Aku adalah tanda kehidupan dan harapan. Aku dipilih untuk rerumputan, pohon, dan daun. Tanpa aku, semua hewan akan mati. Lihatlah pedesaan dan kamu akan melihat bahwa aku adalah mayoritas.

Biru memotong:
"Kamu hanya berpikir tentang bumi, tetapi pikirkanlah langit dan lautan. Air-lah yang merupakan dasar kehidupan dan terbentuk oleh awan dari lautan yang dalam. Lnagit memberikan ruang, kedamaian, dan ketenangan. Tanpa kedamaianku, kamu semua bukan apa-apa."

Kuning tertawa:
"Kalian semua terlalu serius. Aku membawa tawa, keriangan, dan kehangatan kepada dunia. Matahari kuning, Bulan kuning, Bintang kuning. Setiap orang melihat bunga matahari, seluruh dunia mulai tersenyum. Tanpaku, tidak akan ada kesenangan."

Oranye menyusul:
"Aku adalah warna dari kesehatan dan kekuatan. Aku mungkin saja menakutkan, tetapi aku berharga untuk menyediakan kebutuhan hidup manusia. Aku membawa banyak vitamin penting. Pikirkanlah wortel, labu, jeruk, mangga, dan pepaya. Aku tidak berada di sekitarmu terus menerus, tetapi ketika aku mengisi langit saat matahari terbit atau terbenam, kecantikanku sangatlah luar biasa sampai tak seorangpun akan memikirkan salah satu dari padamu."

Merah tidak dapat menahan diri lagi dan berteriak:
"Aku adalah penguasa dari kamu semua. Aku adalah darah - darah kehidupan! Aku adalah warna bahaya dan keberanian. Aku mau bertarung demi membela sesuatu. Tanpa diriku, bumi akan kosong seperti bulan. Aku adalah warna gairah dan cinta, mawar merah, bunga poinsettia dan poppy."

Ungu berdiri:
Ia sangat tinggi dan berbicara dengan keras: "Aku adalah warna dari kekuasaan dan kekuatan. Raja, kepala, dan menteri selalu memilihku sebagai tanda otoritas dan kebijaksanaan. Orang-orang tidak mempertanyakanku! Mereka mendengar dan patuh."

Terakhir Nila berbicara,lebih tenang dari yang lain, tetapi dengan penuh determinasi: "Pikirkanlah aku. Aku adalah warna ketenangan. Kamu sulit memperhatikanku, tetapi tanpa aku kamu semua menjadi dangkal. Aku mewakili pemikiran dan refleksi, senja dan air dalam. Kamu membutuhkanku untuk keseimbangan dan perbedaan, untuk doa dan kedamaian hati."
Dan kemudian warna-warna itu terus membual, setiap mereka yakin akan superioritas mereka. Pertengkaran itu semakin keras dan keras. Tiba-tiba ada cahaya mengagetkan yang sangat terang dan petir menggelegar. Hujan mulai turun tanpa henti. Warna-warna itu meringkuk dengan takut, lalu saling mendekatkan diri untuk saling menenangkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar